Gaya Mutasi Pemkab Karawang
Rumor Berkembang Jika Pejabat Ingin
Duduki Jabatan Setrategis Harus Bayar Upeti
KARAWANG - Rumor berkembang di
lingkungan Pemkab Karawang jika pejabat menduduki jabatan setrategis dan
naik eselon harus terlebih dahulu menyetor upeti kepada penguasa dapur
RDB (Rumah Dinas Bupati). Disinyalir, beberap PNS yang belakangan ini
sudah menduduki jabatan dan eselon bergengsi tersebut sudah melakukannya
lewat cara menyetor setumpuk uang kepada "Cepu" atau kurir yang
dipercaya oleh orang yang bermain di belakang penguasa tunggal di negeri
lumbung padi ini.
Pomeo jika kendaraan mau
nanjak harus masuk gigi (Kalau mau menduduki jabatan setrategis
sekaligus naik eselon) konon katanya kerap terdengar di telinga PNS
Pemkab Karawang. Sehingga dampaknya cukup membuat pusing tujuh keliling
bagi PNS yang bener-bener kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. "
Sejak pemegang tampuk pimpinan kabupaten ini dipilih langsung oleh
rakyat bersama tim sukses calon bupatinya, parameter untuk menduduki
jabatan struktural bersama dengan kenaikan eselonnya sudah tidak jelas
lagi," ujar beberapa PNS di Kantor DPPKAD Karawang, jumat (6/1).
Bahkan lebih parah lagi
lewat Isu yang berkembang, jika berniat menduduki jabatan setrukturan
pada eselon III dan II atau setingkat Kepala Bidang (Kabid) Kadin
(Kepala Dinas), setidaknya harus mengeluarkan "Uang Persekot" dari
jumlah nilai upetati yang sudah ditetapkan pihak-pihak menentu. "
Bayangkan ada Pejabat yang terpaksa menjual lahan sawahnya, hanya karena
ingin menduduki jabatan Kepala Dinas (Kadin)," ujar Asep salah seorang
PNS di lingkungan Pemkab Karawang.
Menurut mereka, menyusul
dilakukannya mutasi jabatan paska pergantian bupati sering
melinglungkan para PNS yang sungguh-sungguh bekerja di setiap unit
kerjanya masing-masing. Sebalinya, bagi PNS tidak pernah diketahui
"track record" dalam kiprahnya, karena banyak duit, orang kaya,
ujug-ujug menduduki jabatan pada eselon III dan II.
Kepala Bidang
Pengembangan Karir (bangrir) BKD Pemkab Karawang, Asep Aang, jumat (6/1)
saat dikompirmasikan di ruang kerjanya membenarkan pernah mendengar
rumor seperti itu. Namun menurutnya, guna membuktikan adanya rumor
tersebut, pihaknya merasa kesulitan menyusut banyak yang mengaku-ngaku
dengat dengan penguasa tunggal di negeri ini dan bahkan mengaku sebagai
tim suksesnya bupati.
Dalam hal ini, kata Asep
Aang, guna membuktikan adanya tarif harga untuk menduduki jabatan
setrategis bagi PNS tersebut, tingal nantinya dikomprontirnya saja. "
Nanti tinggal tanya saja kepada pejabat yang menduduki jabatan
setrukturan dan eselonnya dinaikan itu, apakah mereka memakai duit atau
tidak,' ujar Asep Aang, Kabid Bangrir BKD Pemkab Karawang. **