Di Kota Karawang Masih Ada yang Antri air.
KARAWANG - Sejumlah
warga yang tinggal di Dusun Gempol Nusa Rt 01/04, Kelurahan
Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat, guna memperoleh air minum, mandi
dan memcuci, memaksa harus berebut air di sumur artesis di sekitar
perkampungannya. Tidaklah mengherankan akibat mereka berdesak-desakan
agar segera ember atau geligennya segera penuh kerap sering cekcok adu
mulut.
Kran air yang mengalirkan air dari sumur artesis tadi, tampaknya sudah
tidak memadai untuk mengisi puluhan ember atau geligen milik warga
setempat. Akibat selangnya terlalu kecil, air yang dialiran keluarnya
kecil seperti tersumbat. " Rebutan air dan antrian ember serta geligen
yang dibawa penduduk setempat di kran yang disimpan di bangunan masjid
menjadi pemendangan gratis penduduk setempat dan warga luas kampung
melawat," ujar Susi, salah seorang penduduk di Rt 01 Dusun Gempol Nusa,
Kelurahan Tanjungpura.
Menurut Susi, penduduk yang mengambil di kran yang disimpan di dinding
tembok masjid lewat cara harus mengantri, bukan mengambil secara
gratisan begitu saja tetapi setiap bulannya harus mengeluarkan uang Rp
30.000 kepada salah seorang koordinator. " Penduduk yang tinggal di
Dusun Gempol Nusa Rt 01 tidak gratis tetapi harus bayar setiap bulannya,
ujar Susi.
Warga Gempol Nusa yang memamfaatkan air bersih di sumur artetis
tersebut, kata Susi, kehidupan dan ekonominya masuk kelompok Gakin
(Keluarga Miskin), sehingga tidak ada pilihan lagi guna mendapatkan air
untuk minum, mandi dan mencuci lewat cara harus mengantri. Hal ini, guna
memasang sambungan air bersih dari PDAM tidak mampu untuk membayarnya. "
Bapak dan Ibu saya harus mengeluarkan biaya pasang dengan begitu besar
sudah tidak mampu, sehingga air bersih dari PDAM tidak bisa sampai ke
perkampungan kami," kata Susi yang diamini penduduk Gempol Nusa Lainya,
Selasa(3/7)
Dalam hal ini Susi
bersama penduduk yang tinggal di Dusun Gempol Nusa, berharap agar pihak
Pemkab memberikan bantuan menyambungan air bersih ke perkampungannya.
Sebab, jika tidak segera ada uluran tangan dari pihak Pemkab, sampai
uban tumbuh di kepala-pun cara pengambilan air yang diperagakan penduduk
Rt 01/04 tetap akan dilangsungkan lewat cara mengantri dan
berdesak-desakan, yang terkadang dibumbui dengan harus cekcok adu mulut.
Susi sebagai penduduk
yang tinggal di wilayah Kecamatan Karawang Kota, terkadang merasa malu
dengan kondisi penduduk Gempol Nusa cara mendapatkan air harus
mengantrikan ember dan geligen ke cran air yang keluarnya seperti orang
yang sedang kencing. Walhasil, guna mendaptkan air dalam se ember saja,
harus memaksa menunggu hingga berjam-jam. " saya sebagai penduduk yang
tinggal di kota kecamatan Kabupaten Karawang sering mendapat ejekan dari
penduduk luar kampung dengan kata-kata " Wayah ginih masih mengantri
air," pungkasnya.**