Diduga Dihantui Wanipiro
PNS di Kantor Inspektorat Pemkab Karawang Tanggalkan Jabatan Setruktural
KARAWANG
- Diduga merasa dihantuai praktik "Wanipiro" dalam mutasi jabatan di
linkungkungan Pemkab Karawang, para PNS di Kantor Inspektorat dulu
Bawasda (Badan Pemeriksa Daerah) rela menanggalkan jabatan
setrukturalnya. Ke 18 PNS yang melakukan eksodus ke japung (jabatan
Fungsional) diantanya ada beberapa pejabat Setruktural.
Beberapa pejabat PNS yang menanggalkan jabatan setruktural itu yakni,
Ujang Sumaryani, Sekretaris, Kantor Inspektoral, H. Kiki, Kepala Bidang,
Drs. Arif Bijaksana, Kepala Bidang, H. Nana Maulana, Kepala Seksi,
Arsito Edi, Kepala Seksi. Mereka, lebih memilih jabatan fungsional,
katanya, agar lebih tenang dalam melakukan pengabdian, begitupun jika
bergantian rezim dilangsungkan mutasi jabatan dirasakan lebih aman dan
nyaman tidak perlu bersaiang dengan teman sejawat lewat praktik
"Wanipiro".
Ke 18
PNS di Kantor Inspektorat Pemkab Karawang ini guna menduduki jabatan
fungsional terlebih dahulu mendapat persetujuan Badan Diklat Kementrian
Dalam Negeri RI di Jakarta. Kemudian setelah mereka mendapat membekalan
diberi kewenangan sebagai pemeriksa aparatur daerah. " Kami lebih
memilih jabatan P2UPD ( pengawas Pemerintah Urusan Pemerintahan Daerah),
karena dalam melaksanakan tugas tidak terpengaruh lagi oleh pelaksanaan
mutasi ketika di kabupaten ini terjadi pergantian rezim bupati yang
akan berkuasa lima tahun ke depan," ujar beberapa PNS di lingkungan
Kantor Inspektorat Pemkab Karawang.
Dalam hal ini pula, kata PNS di Kantor Inspektora Karawang, dengan
jabatan fungsional P2UPD, tidak menghalangi kenaikan pangkat. " Jabatan
funfsional pada P2UPD sangat berbeda dengan jabatan setruktural dalam
kenaikan pangkat, " ujar beberapa PNS di lingkungan Kantor Inspektorat
Pemkab Karawang, usai di kukuhkan Bupati Karawang, kemarin.
Lain lagi diakui sejumlah PNS di Sekda Pemkab Karawang, mereka katanya
sudah mati kreatif dalam menjalankan tugas. Alasannya, prestasi yang
diraih sebagai abdi negara dan abdi masyarakat sudah tidak jelas lagi
parameternya, sejak jabatan bupati dipilih langsung rakyat. Betapa
tidak, PNS yang berhasil jabatan-jabatan setrategis di lingkungan Pemkab
ini diduga modalnya jika tidak melakukan "Wanipiro " juga bisa dengan
jalan melacurkan diri lewat cara sebagai penjilat.
Tidaklah mengherankan, kata mereka, jika sekarang ini banyak yang
memegang jabatan setruktural bertolak belakangan dengan disiplin
ilmunya. Kemudian lewat penempatan jabatan tadi, tidak berlaku lagi
saling menghargai antara yunior ke senior,."Rezim sekarang ini, ada PNS
yang takut oleh istri bupati ke timbang oleh bupatinya," kata
mereka.**