Pertanda Citarum Tak Terurus, Eceng Gondok Tumbuh Hijau Royo-royo
KARAWANG
- Di Sungai Citarum yang membentang antara Bendungan Walahar, Kecamatan
Klari hingga jembatan yang menghubungkan Karawang kota dengan
Interchang Kecamatan Telukjambe Barat, kini tumbuh subur eceng gondok
hijau royo. Tampak di sungai itu, sudah tidak tampak lagi air bersih
yang sejak jaman "Baheula" bisa digunakan mandi dan mencuci, kondisi itu
dimungkinkan sebagai pertanda Citarum sudah tak terurus lagi.
Hingga kini, belum ada pihak yang bertanggungjawab, sekitar berubahnya
sungai Citarum menjadi budidaya tanaman eceng gondok. Diduga kondisi itu
malah malah dimamfaatkan pengusaha industri untuk membuang limbah cair
berbahaya "Seeneknya dewek" alias seenak perutnya. " Kini sepanjang
sungan Citarum yang menghubungkan jantung kota kabupaten dengan
interchang Karawang Barat, tumbuh subur tanaman eceng gondok," ujar
Ganda Sasmita, penduduk Desa Purwadana, Kecamatan Telukjambe Barat.
Ganda Sasminta, sebagai warga yang rumahnya tidak jauh dengan
bantaran Sungai Citarum mengaku risau dengan kondisi seperti itu, karena
khawatir saat datang musim penghujan menjadi menyebab banjir akibat
meluapnya sungai tersebut. " Seharusnya ada pihak yang bertanggungjawab
guna membersihkan eceng gondok di sungai Citarum itu," ujar Ganda
Sasmita.
Dalam hal
ini, Ganda, minta kepada pihak BBWS-C (Balai Besar Wilayah Sungai)
Citarum, untuk segera menangani kondisi sungai tersebut. Dan jangan
sebaliknya, sepertinya pihak BBWS-C melakukan pembiaran terhadap
kebaradaan Sungai Citarum yang membentang di jantung kota kabupaten
ditumbuhi tenaman eceng gondok.
Ganda Sasmita, menduga, Sungai Citarum antara Wilayah Kecamatan Klari,
Telukjambe Barat hingga Karawang Barat, tidak terjamah proyek
normalisasi Sungai Citarum oleh pihak kantor BBWS-C Bandung. Kemudian
kondisi pelaksanaan normalisasi sungai tersebut, malah dimulai di titik
sungai Kelurahan Tunggakjati, Mekarjati yang itupun beberapa bulan lalu
pengerjaan pembangunannya sempat dihentikan akibat diprotes penduduk
setempat.
Berdasarkan pengakuan pemborong kukutan kantor BBWS-C yang berdomisili
di Kabupaten Karawang, proyek normalisasi, pengerukan dan pembangunan
tanggung penahan, banyak dialoksikan ke daerah pinggiran kaupaten yang
jauh dari jangkauan pihak pemantau dari berbagai elemen masyarakat."
Proyek-proyek empuk yang kami kerjakan lokasinya sangat jauh dengan
pusat pemerintahan Kabupaten Karawang," kata salah seorang pemborong
kukutan kantor BBWS-C Bandung yang berdomisili di Kabupaten
Karawang.**