Di Karawang Banjir Terjadi Kerap di Kawasan Saluran Pembuang
KARAWANG
- Tampaknya baik pemukiman penduduk maupun komplek perumahan elit
mapuan biasa di wilayah Kabupaten Karawang jika lokasinya berada di
sepanjang saluran pembuang jika musim penghujan atau datang kiriman air
dari hulu sungai, sudah dipastikan bakal kebanjiran. Hal ini, jika
terjadi luapan di aliran sungai pembuang tadi, baik luber, tanggul
jebol, maupun adanya rembesan, sudah bisa dipastikan pemukiman atau
komplek perumahan, air larinya ke beberapa lokasi tadi.
Berdasarkan
pengakuan penduduk yang tinggal di sepanjang sungai pembuang Citarum
maupun Cibeet, setiap tahun musim penghujan datang, banjir yang
menenggelamkan areal pesawahan maupun perumahan sudak jadi langganan.
Kemudian kejadian insidentil, seperti terjadi pembuang air di hulu
sungai seperti pernah terjadi beberapa tahun sebelumnya pemukiman mereka
pasti terendam. " Ada dua resiko yang harus kami hadapi di DAS (Daerah
Aliran Sungai) ini,yakni, musim penghujan dan ada kiriman air mendadak
dari hulu sungai," jelas Darman, warga komplek perumahan Bintang Alam,
Kecamatan Telukjambe Timur dan Saefullah Asep, warga Desa Parungsari,
Kecamatan Telukjambe Barat.
Menurut
Saifullah Asep, beberapa desa kerap menjadi sasaran banjir pada setiap
tahun musim penghujan tiba, karena terdapat dua sungai pembuang yakni,
Kali Cibeet dan Sungai Citarum. Akibat air bertemu dari kedua sungai
pembuang, maka perumahan penduduk dan komplek perumahan elit maupun
komplek perumahan biasa, serta areal pesawahan jadi terendam.
Lebih
parah di tahun 2003, banjir ikut menjebolkan saluran pembuangan Sungai
di wilayah Kecamatan Batujaya, Pakisjaya dan Kelurahan Tanjungpura
Karawang Barat. Akibatnya jebolnya tanggul tersebut, ribuan rumah di dua
wilayah kecamatan tersebut jadi terendam.
Sementara
di Wilayah Kecamatan Cilamaya, tanggul jebol terjadi di suangai
pembuang Tenggulun. Hingga air yang meluap di sunai pembuang tadi, ikut
menenggelamkab pesawahan yang baru ditandur dan pemukiman penduduk.
Belakang
ini, kata Saefullah, bukan penduduk yang tinggal di sepanjang saluran
pembung saja yang selalu kebanjiran, tetapi mereka terjadi di aliran
kali yang merupakan DAS tadi. Diduga saluran pembuang yang membawa
bencana itu, tidak pernah terjamah normalisasi oleh lembaga yang
berkompeten, baik di tingkat kabupaten, provinasi maupun proyek
normalisasi sungai dari pemerintah pusat.
Sementara itu, berdasarkan data
yang dihimpun dari Posko Satkorlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang
per tanggal 19 Januari 2013, bencana banjir telah merendam sedikitnya 18.804
rumah, di 80 desa di 23 `kecamatan, dengan ketinggian air bervariasi antara 30 –
250 cm. Kondisi tersebut mengakibatkan sebanyak 68.776 warga dari 21.948 KK
harus mengungsi sementara hingga banjir surut. Sedangkan untuk areal
persawahan, Satkolarlak mencatat sedikitnya 12.109 hektar sawah di 23 kecamatan
tergenang, dengan tinggi genangan antara 30 – 150 cm, dan lama genangan antara
2 – 5 hari.
Di sisi lain, untuk membantu
meringankan beban para korban banjir, Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana
Kab. Karawang telah menyalurkan sedikitnya 26,165 ton beras, dan menerjunkan 27
perahu karet yang dihimpun dari berbagai instansi, untuk mendukung kegiatanevakuasi
para korban banjiR.**