Ini Terjadi di KIIC Karawang
Sebulan Warga Desa Sukaluyu Nginap di Tenda, Gelar Aksi Moral Hanya Mohon Audance dengan Pengusaha Pabrik
KARAWANG - Sejumlah warga Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, terpaksa harus buka tenda untuk menginap di pagar dan pintu gerbang PT.SJT, KIIC (Kawasan Industri Indonesia City) Kabupaten Karawang, guna melakukan aksi moral dengan maksud mohon audance dengan pihak pengusaha industri tersebut. Namun sudah sebulan "Ngendong" (menginap) di tenda-tenda sekitar bangunan pabrik tersebut, hingga Kamis(3/1) pihak pengusaha belum mengabulkan permohonan pertemuan tersebut dengan warga Desa Sukaluyu tersebut.
Menurut Sobar dan Apang, juru bicara aksi di lokasi pabrik, Kamis(3/1), banyak permasalahan yang perlu dibicarakan dengan pihak pengusaha pabrik yang akan melakukan aktivitas usaha industri di desa kami. Kenapa demikian?, karena kami sebagai warga desa tempat perusahaan melakukan aktivitas di bidang industri, jangan hanya menjadi penonton tanpa menikmati keberadaan pabrik tersebut.
Pada hakekatnya, kata Sobar dan Apang, dia bersama warga Desa Sukaluyu lainya tidak keberatan dengan berdiri dan beraktivitasnya pabrik tersebut, namun sebaiknya harus ada kontribusi kepada warga desa itu sendiri. " Sejak pihak PT.SJT ngemplot tanah di KIIC lalu kemudian melakukan pembangunan pabrik, kami ikut berpartisipasi untuk mengawal suksesnya pembangunan tersebut, namun sangat disayangkan setelah bangunan pabrik itu berdiri kokoh mau minta audance dengan pihak pengusaha saja sulitnya bukan kepalang," ujar Sobar dan Apang seraya berkata berapi-api.
Diakui, Sobar, Apang dan warga Desa Sukaluyu yang mengaku sudah sebulan menginap di tenda sekitar pabrik, untuk menciptakan sebuah kesejahtraan terhadap warga sekitar, secara santun sudah mengajukan proposal ke PT. SJT sekitar permohonan kerja sama pengelolaan scraf dari pabrik tersebut, namun hingga kini tidak pernah mendapatkan balasan yang berarti. " Karena tidak pernah mendapat jawaban dari pihak pengusaha tersebut guna memperjuangkan sebuah kesejahtraan, ya kami bertahan guna menggelar aksi moral dengan tetap mendidirikan tenta untuk menginap di lokasi pabrik," ujar Sobar dan Apang yang diamini warga Desa Sukaluyu lainya.
Dalam hal ini, Sobar dan Apang, mensinyalir, bahwa pihak pengusaha PT.SJT , secara diam-diam telah berbuat arogan, menyusul memakai LSM dan Orsosmasinal dari luar Kabupaten Karawang. Bahkan, tidak tanggung-tanggung pihak LSM dan orsomasinal dari luar tadi, ikut melakukan pengawalan mesin-mesin pabrik yang didatangkan di luar Kabupaten Karawang. " Masyarakat Desa Sukaluyu, Telukjambe Timur, Karawang jangan dibenturkan dengan LSM dan Orsosmasinal dari luar dong, karena motivasi warga desa hanya untuk memohon kadilan untuk sebuah kesejahtraan dan jangan sampai beroprasinya pabrik hanya sekedar menjai penonton," tegas Sobar dan Apang.
Dijelaskan Sobar dan Apang, pihak PT.SJT mempergunakan LSM dan Orsosmasinal dari luar Kabupaten Karawang, dimana pada tanggal 29 Oktober telah membuat kesepakatan, terkait dengan pengelolaan limbah sisa produksi. " Bentuk kesepakatan itu juga terkait dengan penanganan penanggulangan gangguan keamanan dari pihak lain yang ditandatangani General Advisor PT SJT. H. Suwandoyo dan pihak kedua Wada Suhada," jelas Sobar dan Apang.
Sejauh ini, badaidotcom, belum berhasil melakukan komfirmasi dengan H. Suwandoyo selaku general advisor perusahaan tersebut. Bahkan, saat dihubungi lewat nomor telepon rumahnya, Kamis(3/1) tidak ada yang mengangkat.**