Terima Duit Hanya 20 Ribu Sengsara
Lima Tahun Akibat Jalan Tak Kunjung Dilakukan Perbaikan
KARAWANG - Sejumlah rakyat yang
tinggal di Kabupaten Karawang mulai merasakan kekesalannya dimana di
Pilkada Karawang 2010 hanya terima duit Rp 20 ribu memaksa harus
menjalani kesengsaraan selama lima tahun. Hal ini menyusul belum
dilakukannya perbaikan jalan rusak, hingga kesetiap pelosol perkotaan
hingga pedesaan di Wilayah Kabupaten negeri lumbung padinya Jawa Barat
ini.
Menurut
sejumlah rakyat Karawang tadi, perbaikan dan pembangunan ruas jalan
merupakan pekerjaan yang rutin dari masa bhakti bupati ke masa bhakti
bupati lagi. Kemudian, sumber dananya pun oleh pihak DPRD setempat sudah
ditetapkan berasal dari APBD pada
setiap bergantian tahun. Namun anehnya, hingga memasuki bulan ke empat
tahun anggaran 2013 ini, tampaknya belum terlihat tanda-tanda jalan yang
rusak itu akan segera dilakukan perbaikan. " Aneh bin ajaib, kata
sumber dana sudah ada di kas Pemkab untuk perbaikan dan pembangunan ruas
jalan itu," ujar Warsid Pribadi, penduduk Kampung Cariu, Kecamatan
Telagasari.
Jika akan mengalami kesengsaaraan akibat pembiaran kerusakan jalan,
Warsid katanya, tidak mau terima lagi duit dari pasangan calon bupati
Karawang masa mendatang, dengan dalih dan iming-iming apapun. "
Beruntung kami tidak pernah memihak pada pasangan calon bupati manapun,
meski pada Pilkada Karawang 2013 sempat menerima uang sebesar Rp 20 ribu
dari genderewo yang mengklaim tim sukses dari pasangan calon bupati
tersebut," ujar Warsid
Pribadi.
Dalam hal ini, kata Warsid Pribadi, bagi rakyat yang tinggal di pedesaan
jalan merupakan urat nadinya perekonimian masyarakat. Kata dia dengan
kondisi jalan bagus dan mulus dampaknya akan memperlancar aktivitas
kegiatan usaha rakyat di bidang apapun, sebaliknya jika kondisi jalan
amburadul yang timbul kesengsaraan rakyat.
Seperti dialami,
Nacim, penduduk Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamya Wetan, dengan kondisi
jalan rusak yang menghubungkan antara Desa Rawagempol Wetan dengan Desa
Muara Baru, setidaknya akan berdampak kepada aktivitas usaha para
nelayan, petani tambak dan petani padi. Betapa tidak, dengan kondisi
jalan rusak parah biaya angkutan hasil alam akan mengalami kenaikan
dibanding jika kondisi jalan bagus dan mulus. " Ketika mengangkut hasil
alam dengan kendaraan
milik pribadi mobil atau sepeda motor, dengan kondisi jalan yang
amburadul setidaknya harus mengeluarkan kocek lagi sebagai tambahan beli
BBM," ujarnya.
Sekitar pembiaran jalan rusak parah juga diraakan para karyawan di
kasawan industri Surya Cipta, KIM dan kawaan Industri lainya serta
masyarakat Desa Pinayungan, dimana akibat kondisi jalan rusak mulai dari
perempatan wilayah kantor Kecamatan Telukjambe Timur, hingga Kampung
Cidomba, ikut membuat tidak nyaman saat naik kendaraan angkutan
karyawan, sepeda motor dan kendaran pribadi lainya. Masyarakat di situ
sempat melakukan penutupan jalan dengan maksud agar segera dilakukan
perbaikan, namun aspirasi tersebut hingga kini jalan antara perempatan
Kantor Telujambe Timur hingga Cidomba masih dibiarkan ruak. " Kerusakan
jalan yang maih dibiarkan juga antara perempatan kantor kecamatan hingga
jembatan gantung," ujar Muhtar,
warga Perumnas Telukjambe.**