Asda II Karawang  Alergi Pegang HP ?
Diduga Pernah Kena Damprat Istri Bupati Saat Bongkar Pipa Pembuangan Limbah Cair PT. TJS di Area Pabrik Kertas
KARAWANG - Asda II Pemkab Karawang, Drs. Darnawi, mengaku alergi memegang HP konon katanya biar dibilang "Gaptek"(Gagap Teknologi) ketimbang harus terkena damprat istri Bupati Karawang, berinitial HJ. Nrlp. Hal ini, kejadian yang sangat pahit selama menjadi PNS di Pemkab Karawang, ketika dia bertugas di BPLH setempat membongkar pembuangan limbah cair PT. TJS yang lokasinya berada di area pabrik kertas PT.PT. III, Wilayah Kecamatan Ciampel.
            Menurut Drs. Darnawi, baru-baru, saat pipa berukuran besar yang menyambung ke pipa pembuangan limbah cair dibongkar dia sempat diteror para algojonya PT.TJS, atas kejadian tersebut pihaknya sebagai staf melaporkan kasus tersebut ke Bupati Karawang, H. Ade Swara. Bupati atas laporannya memberikan opsi, diantanya jika berani menghadapi undangan para algojo tadi dipersilahkan untuk menemuinya, sebaliknya jika tidak segera urungkan niat tersebut. " Karena saya merasa terpanggil atas tugas dan fungsi sebagai staf di kantor BPLHD setempat, akhirnya saya segera menemuinya, namun apa yang terjadi usai melakukan pertemuan dengan para algojo PT.TJS  tersebut, saya habis didamprat oleh ibu(maksudnya istri bupati)," kenang Drs. Darnawi, seraya berkata merasa trauma pegang HP atas kejadian tersebut.
           Dia menjelaskan, pipa besar yang diduga berasal dari PT. TJS yang menyambung ke pipa pembuangan pabrik kertas PT.PT itu, sebagai tempat pembuangan limbah cair yang langsung tembus mengalir ke Sungai Citarum. " Pipa besar yang dijadikan saran untuk membuang limbah cair tersbut, tidak bakal bisa diketahui jika dicari oleh warga lain di luar warga Desa Parungsari, Kecamatan Ciampel, tetapi oleh saya bisa ditemukan dengan TKP sambungan pipa besar berada di dalam zona pabrik kertas tersebut," ujarnya.
           Dalam hal ini, kata Darnawi, pihaknya belum mengetahui sekitar pasca pembongkaran pipa pembuangan limbah cair tersebut, apakah tetap dlanjutkan lokasinya masih berada di zona pabrik kertas yang berlokasi di desa Parungmulya atau sudah dihentikan dengan dpindahkan ke lokasi lain. " Saya sudah tidak tahu menahu lagi keberadaan pembuangan limbah cair melalui pipa besar di area pabrik kertas tersebut, karena kini sudah tidak tugas di kantor BPLHD lagi," ujar Asda II Pemkab Karawang.
            Di sekitar pipa lokasi pembuangan limbah cair tersebut, kata Suryana, masih satu kawasan ada lokasi tempat pemusnaham limbah B3 dimana TKPnya tidak jauh dari saluran sekunder sarana pendistribusian air menuju Kalimalang, dan hanya dibatasi oleh tanggul yang kini sudah dibangun jalan permanen. Dia menduga selain lokasi itu tempat pemusnahan limbah B3 dan pembuangan limbah cair ke Sungai Citarum, juga pernah terlihat gunungan limbah abu batu- bara. " Jika debu abu bara sudah menggunung bisa beterbangan saat disapu angin kencang," kata Suryana, penduduk Kecamatan Ciampel.
             Menurut Suryana, kini sudah dua tahun di Desa Mulyasejati dijadikan tempat dumping limbah B3, dan masyarakat sedang melakukan perlindungan melalui class action ke Pengadilan Negeri Karawang. Dia berharap hamba hukum di Pengadilan Karawang berpihak kepada rakyat Desa Mulyasejati, yang selama ini sudah terusik kehidupannya dimana setelah adanya dumping limbah B3 merasa dihantui untuk mengkonsumsi air bersi bawah tanah.**

Subscribe for latest Apps and Games