Karawang Tak Ada Yang Merawat Lagi
GOR,  Stadion, dan Taman Kota Jadi Ruang Pamer PKL di Bulan Ramadan
KARAWANG - Sejumlah warga Kbupaten Karawang yang pulang dari rantau guna menyongsong bulan Ramadan dan Idul Fitri, mengaku merasa prihatin kota tempat kelahirannya kini sudah tidak ada yang merawat lagi. Hal ini, menyusul GOR Panata Yudha, Stadion Singaperbangsa dan  taman kota telah dijadikan ruang pamer para pedagang kaki lima, hingga menjadi kumuh jantung kota kabupaten.
              Nata, salah seorang warga Karawang yang baru pulang dari rantau, Senin(15/7) mengatakan, Kabupaten Karawang kini sudah tidak Interasih(Indah tertib aman dan bersih) lagi, dan slogan kebersihan negeri lumbung padinya Jawa Barat, hanya sekedar isapan jempol belaka. Menurut Nata, kondisi itu diperparah dengan banyak berubahnya lahan pertanian teknis telah berubah menjadi kawasan perumahan, dan gedung dengan berbagai aktivitas usahanya.
             Menurut Nata, kini jalan dari Makodim Karawang menuju jalan lingkar arteri Tanjungpura - Klari, sudah tidak nampak lagi oleh tanaman padi yang tumbuh hijau royo-royo ketika menjelang panen. Bahkan, sebaliknya kini yang terjadi, muncul kepulan debu yang beterbangan ditiup oleh angin yang terbawa oleh truk besar bermuatan melebihi tonase.
              Dalam hal ini, kata Nata, kondisi GOR Panata Yudha, pada jaman dia masih kecil, kelihatan indah, bersih dan sejuk. Sebaliknya, setelah dia pulang dari rantau, kenikmatan alam semesta sudah tidak bisa dirasakan kembali, kemudian yang terasa kini udara panas, kumuh oleh ruang pamer PKL yang dibungkus dengan kemasan Bazar Ramadan. Bukan itu saja,  depan stadion Singaperbangsa yang pernah menjadi maskasnya sepak bola liga Pelita jaya, juga ikut dijadikan bazar pedagang kaki lima.
              Kemudian keberadaan taman kota karawang yang berada di sepanjang jalan Niaga dan Pabrik es-pun kini telah berubah fungsi dimana di halamnya sudah berdiri tenda-tenda kali lima dan begitupun di trotoar sepanjang jalan tersebut di atanya sudah dijadikan tmpat berjualan PKL. Walhasil, para pejalan kaki-pun sudah tidak bisa berjalan di atas trotoar, guna menghindari kenyamaan dari hiruk pikuknya kendaraan angkutan umum, pribadi maupun kendaraan roda dua.
               Sejauh ini, belum ada dari pihak yang berkompeten di Pemkab Karawang untuk diminta tanggungjawabnya, menyusul kota jantung kabupaten Karawang yang waktu jaman "Baheula" sangat Indah Tertim, Aman dan Bersih(Interasih). Tampaknya pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Cipta Karya dan Dinas Sat. Pol. PP, sepertinya tidak bereming. Konon diperoleh informasi dari para pedagang kali lima, mereka berani berjualan dengan menempati tempat sesuka hati, karena telah memberikan upeti da Japrem kepada aparat keamanan di lingkungan Pemkab Karawag.**













































































Subscribe for latest Apps and Games