Kendaraan Lokal Harus Mutar Jauh
Pembatas Darurat di Marka Jalan Arteri
Tanjungpura - Klari Belum Dibuka
KARAWANG - Pembatas darurat yang dipasang dari bahan bambu bekas, jenis barang bekas lainya di marka ruas jalan arteri Tanjungpura - Klari hingga arus balik lebaran hendak berakhir belum juga dibuka. Hal ini, memaksa harus menyita waktu kendaraan lokal yang hendak melakukan aktivitas kerja, serta guna memenuhi kepentingan lainya di wilayah Kabupaten Karawang maupun ke luar kabupaten.
               Dicontohkan, pembatas jalan darurat bambu bekas yang dipang diperempatan jalan arteri perempatan menuju jalan alternatif Kodim, Kejaksaan, Migrasi, dan komplek perkantoran Pemkab Karawang, hingga, Rabu(15/8) belum bisa dilalui kendaraan yang hendak ke arah jalan, Lamaran maupun Cikampek, dan begitupun kendaraan yang datang dari arah Cikampek tidak bisa memutar balik arah. Kemudian ketika hendak balik arah ke Cikampek lagi memaksa harus jauh memutar ke bundaran yang berada di sekitar jalan komplek pembangunan kampus kelautan dan perikanan wilayah Kelurahan Tanjungpura - Karawang Barat.
            Guna menemukan putaran yang jauh itu juga dialami pengenmudi kendaraan yang datang dari arah jalan alternatif, Kodim, akibat pembatas darurat di perempatan arteri tadi belum dibuka, memaksa harus menuju Tanjungpura kemudian baru bisa balik ke arah Lamaran maupun Cikampek. " Seharusnya petugas sangat bijaksana dimana tidak masalah memanjakan pengemudi kendaran arus balik lebaran, namun dalam hal ini tidak mengganggu kenyamanan para pengendara maupun pengemudi loka di Kabupaten Karawang," ujar Ujang Supriadi, pengemudi kendaraan sepeda motor asal Telagasari.
           Kemudian terhadap Pemkab Karawang sendiri, pinta Ujang Supriadi, jangan setiap musim arus mudik lebaran menutup tempat putaran pembatas marka jalan dengan bekas bambu atau jenis barang bekas lainya. " Mudik lebaran kan sudah jelas agenda setiap tahun, ya buatkan saja pembatas yang permanen dengan mnggunakan dana APBD," katanya.
            Kenapa demikian?, lanjut Ujang Supriadi, karena dengan pembatas yang dibuat dengan permanen itu, kelihatannya rapih, tidak meninggalkan kesan kumuh lalu semboyan kebersihan Kabupaten karawang "Interasih) bisa dilihat oleh para pemudik yang melintasnya. " Kami minta Pemkab Karawang jangan setengah hati dalam memanjakan para pemudikan lebaran yang melintas di negeri lumbung padi ini dan jika perlu buatkan jalur jalan khusu mudik agar tidak mengganggu aktivitas idul fitri penduduk di Kabupaten Karawang," ujar Ujang Supriadi.
        Dalam hal ini, Ujang Supriadi mengaku pernah memberi masukan kepada pihak Bappeda Karawang, dimana ruas jalan yang menggunakan tanggul saluran skunder dari mulai Makodim, Johar, Warungbambu, Klari hingga menembut Kecamatan Jatisari, agar dibangun untuk khusus jalur mudik lebaran, dari pada saat ini dibangun oleh orang-orang dengan maksud untuk kegiatan lain. " Pemkab jangan tanggung kecor tanggul jalan di sekitar saluran skunder tersebut, sekalian tembuskan saja sampai ke jatisari supaya bisa dipakai jalur mudik lebaran," pungkas Ujang Supriadi.
          Sekretaris Bapeda Karawang, Pipih Dahfi, mengaku sangat sependapat jika ruas jalan di sekitar saluran Skunder Kodim - Johar, pengecoran betonnya ditembuskan hingga ke wilayah Kecamatan Jatisari perbatasan Kabupaten Karawang dengan Subang. Jika jalan itu sudah tembus, memang sangat baik diperuntukan khusus jalur mudik lebaran yang datang setiap tahun itu.**


Subscribe for latest Apps and Games