Warga Pedesaan Karawang Terbiasa Pemilihan Langsung
Kalau oleh Dewan = Beli kucing dalam karung
Karawang - Warga yang tinggal di pedesaan Kabupaten Karawang mengaku sudah terbiasa melakukan pemilihan langsung yakni melalui pemilihan kepala desa (Pilkades), guna memilih pimpinan tersebut. Hal ini, jika untuk memilih calon pemimpin harus oleh DPRD, itu berarti sama dengan membeli kucing dalam karung.
Lebih parah lagi, sebagai warga negara yang memiliki hak pilih dan kedudukannya sama didepan hukum, bisa dikebiri jika soal memilih calon pimpinan saja harus didelegasikan kewenangannya kepada pihak DPR dan DPRD. " Terus terang saya menentang keras, terhadap Pilkada melalui DPRD tersebut," ujar Ujang Solihin, Senin(22/9) saat melakukan aksi seribu tanda tangan untuk menolak Pilkada oleh DPRD, di Bundaran Mal Karawang.
Menurut Ujang Solihin, warga Desa Penyingkiran, Kecamatan Rawamerta, rakyat yang sudah terbiasa memilih calon pimpinan langsung melalui Pilkades, lebih hebat dari para anggota dewan. Kenapa demikian?, karena lewat proses Pilkada langsung, rakyat bisa lebih tahu, bebet,
bobot, kualitas, serta kemampuan calon pemimpinnya yang bakal dipilih
langsung. " jadi memilih calon pimpinan langsung itu, tidak seperti
memilih kucing dalam karung," tegas Ujang Solihin.
Lain lagi kata Sanaf, warga Desa Rawagempol Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan, banyak yang diambil fositifnya dari Pilkada yang dipilih langsung, dimana secara formal merupakan sebuah pembelajaran berdemokrasi bagi rakyat yang tinggal di pedesaan tersebut. Kemudian secara ekternal,
melalui momen tersebut bisa mengenal dan dekat secara langsung dengan
calon pimpinan yang bakal dipilih, dan juga ikut membuka forum silaturahmi dimana yang semula hanya tingkat desa melalui Pilkades kini silaturahmi tersebut bisa melebar ke tingkat kabupaten dan bahkan tingkat provinsi serta pemerintah pusat.
Terkait alasan Pilkada dikembalikan lagi ke DPRD akibat bisa menghabiskan biaya besar bagi para calon, kata Sanaf, itu bukan suatu alasan, karena sebuah perjuangan itu harus ada pengorbanan. " Masalah biaya tinggal kepiawaian kandidat, jika memang calon pimpinan itu berkharisma dimungkinkan dalam perjalanana selama proses pencalonannya soal biaya bisa dieleminir," ujar sanf yang juga diamini Ujang Solihin.
Para perinsipnya, Ujang Solihin dan Sanaf menolak Pilkada oleh DPRD, karena hal itu telah mengkebiri hak warga negara yang sudah memiliki hak pilih. Kemudian jika Pilkada itu dikebalikan kepada DPRD,
rakyat yang memiliki hak pilih di dalam momen demokrasi, bisa menjadi
penonton. " Masa orang yang memiliki hal pilih menjadi penonton, itu
sama dengan menghianati rakyat," tegas Ujang Solihin dan Sanaf.
Unjuk sikap warga Karawang yang mendukung Pilkada langsung diwarnai dengan pengumpulan tanda tangan dan bertindak sebagai juru bicara Kang Jimmy, Ketua DPD PKB yang juga anggota DPRD Kabupaten Karawang. Para pengunjuk sikap yang sempat memacetkan jalan di sekitar Bundaran Mal Karawang, berakhir setelah meraka membubukan tanda tangan di atas kain putih yang sudah disiapkan di lokasi aksi tersebut.(jay)