Penurunan PAD dari sektor bagi hasil minyak dan gas dari tahun-tahun
sebelumnya Rp 125 miliar, pada tahun ini hanya masuk ke kas Pemkab Rp 24
miliar saja. Terjadinya kemerosotan potensi PAD juga disinyalir, dari
sektor bidang pendapatan lainya. " Bisa Jadi tekor APBD kita di tahun
2015, karena dari sektora bagi hasil Migas saja hanya bisa masuk ke kas
daerah Rp 24 miliar," tegas Sekda pemkab Karawang, Teddy Ruspendi, saat
berada di kantor DPPKAD setempat.
Menurut Sekda, terjadinya kemerosotan PAD yang sudah menjadi APBD tahun
2015, bisa jadi mengancam kepada pembangunan infrastruktur, yang sudah
masuk mata anggaran. Namun dia menegaskan, ketekoran APBD di tahun 2015
ini, tidak mengganggu anggaran yang sudah diperuntukan bayar gaji PNS
Pemkab dan anggaran rutin kebutuhan lainnya.
Teddy mengakui, bahwa belakangan ini ada dua masalah yang tengah
dihadapi Pemkab Karawang, yakni selain APBD 2015 terancam "Tekor", juga
serapan anggaran-pun persentasenya masih jauh diambang batas. " Kita
lagi pusing nih, " kata Teddy Ruspendi Sutisna.
Di tempat terpisah mantan Kepala DPPKAD Karawang, Setya Dharma,
menjelaskan, bahwa personil yang ditempatkan di Kantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan, dan Aset Daerah) untuk menggali potensi PAD, harus tife
personil yang memiliki daya jelajah atau bisa melakukan terobosan ke
pihak provinsi maupun pemerintah pusat guna menggiring anggaran ke kas
Pemkab. Sebaliknya, jika personil di kantor DPPKAD kerjanya hanya absen
masuk dan pulang kerja untuk absen melalui piger, jangan harap potensi
PAD bisa tergali.
Dalam hal ini, kata Setya Dharma, personil di kantor DPPKAD, hanya
hanya bisa bekerja sebatas mengelola anggaran dan mendapatkan upah
pungut sematan. Tetapi pejabat yang ditempatkan di kantor DPPKAD tadi,
harus piawai melakukan pendapatan atas potensi daerahj.(jay)