Sudah Hitam Bau Lagi
Warga Klari Karawang Keluhkan Air Citarum
KARAWANG - Sejumlah warga Desa
Anggadita dan Gintungkerta, Kecamatan Klari, Karawang mengeluhkan
keberadaan air Sungai Citarum yang membentang di wilayah desanya berubah
menjadi hitam pekat serta bau menyengat. Sejauh ini, belum ada yang
bertanggungjawab, sekitar sudah tercemarnya sungai yang membentang di
kedua desa tersebut hingga mengusik ketentraman kehidupan penduduk
sekitar TKP.
Warga di dua desa tadi,
mengaku kebingungan kepada siapa harus meminta perlindungan menyusul
pihak berkompeten di Pemkab Karawang ini terkesan cuek. Bahkan,
sepertinya pejabat berkompeten di Karawang ini melakukan pembiaran
terhadap pelaku kejahatan yang diduga membuang limbah cair secara
membabi buta ke Sungai Citarum tersebut.
Warga yang tinggal di
Desa Gintungkerta dan Anggadita, mensinyalir perusahaan industri yang
membuang limbah ke situ yakni, PT. PD II, Plsd, PT. TG dan bebera pabrik
yang berada di zona serta kawasan industri SC. Mereka menduga
perusahaan industri yang membuang limbah cair berbahaya ke sungai
Citarum sudah tidak memperdulikan lagi kehidupan masyarakat yang tingga
di sepanjang sungan yang membentang di desanya. " Sepertinya pengusaha
induatri di zona dan kawasan industri tadi menganggap Sungai Citarum
sebagai bak sampah saja," ujar H. Endang, penduduk Desa Gintungkerta,
Klari, Rabu(19/9).
Lain diucapkan,
Kacih(45) penduduk Rumah Embe, bahwa belakangan ini Sungai Citarum yang
membentang di sepanjang perkampunganya sudah tidak bisa dijadikan MCK
lagi. " Jaman Baheula'(dulu) ikan -pun banyak ikan di Sungai itu,
sekarang setelah airnya berubah menjadi hitam pekat berbagai jenis ikan
sudah tidak tanah lagi hidup di sungai tersebut," ujar Kacih.
Menurut Kacih,
terciumnya bau tak sedap hingga menyengat hitung setelah musim kemarau
panjang terjadi di tahun 2012 ini. Kondisi itu katanya diperparah lagi
dengan keberadaan sungai airnya menjadi menyusut. " Kalau kondisi sungai
banjir bau busuk tidak tercium ke hitung, sebaliknya dengan terjadinya
kemarau ini air di situ menjadi surut yang ada air berubah menjadi hitam
pekat," kata Kacih, seraya mensinyalir Sungai Citarum yang membentang
di desanya sudah tercematr limbah cair industri berbahaya.
Sementara itu GM
pabrik kertas PT. PD II Adil Teguh, ketika dikonfirmasi lewat telepon
genggamnya, membantah bahwa perusahaan pabrik kertas yang dipimpinya
telah mencemari Sungai Citarum. Alasan tidak mencemari sungai tadi,
karena peruhaannya telah memiliki IPAL, sehingga ada water tritmen,
sebagai tempat pengolahan limbah hingga menjadi netral dan tidak
berbahaya.**